Mukjizat dari Tiongkok?
Tiongkok telah sukses dalam ujicoba klinis vaksin Covid-19 tahap satu dan dua. Akankah mukjizat itu datang dari negara Kung Fu Panda itu?
Akhirnya, Indonesia dan negara-negara lain di dunia boleh jadi akan bebas dari sergapan virus Corona yang lagi mengamuk itu. Setelah kurang lebih lima bulan berjibaku memeranginya. Nasib baik akan segera datang. Senin lalu (20 Juli 2020), pemerintah Tiongkok telah mengirimkan vaksin Covid-19 itu ke Indonesia, Brasil dan banyak negara lainnya. Namanya Sinovac.
Tentu ini kabar baik di tengah-tengah ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19 yang seakan tiada bertepi. Yang sebagian besarnya juga disebabkan oleh ketidakdisiplinan manusia. Pengiriman vaksin yang telah lolos ujicoba klinis tahap satu dan dua tersebut sebagai bagian dari ujicoba tahap tiga (akhir) sebelum izin edar diberikan oleh lembaga-lembaga kesehatan dunia yang berkompeten.
Hal tersebut bertujuan untuk memperluas sekaligus membantu negara-negara di dunia dalam memerangi virus mematikan tersebut. Yang telah mewabah sejak akhir 2019 lalu.
Menurut Pemerintah Tiongkok, vaksin ini telah sukses melewati uji klinis tahap satu dan dua. Uji klinis tahap satu untuk mengetahui efek samping obat tersebut. Tentu tahapan ini sangat berbahaya dan penting. Kemudian dilanjutkan ke tahap dua, pengujian tentang keefektivan vaksin tersebut. Kedua tahapan tersebut dilakukan dalam rentang waktu yang cukup dan melalui serangkaian riset penting dan ilmiah.
Hasil uji klinis tersebut berhasil dengan baik. Sampai dua dari tiga tahapan yang diperlukan. Hanya dalam waktu sepuluh bulan Tiongkok sudah berhasil menemukan vaksin itu. Sungguh suatu prestasi yang hebat. Mungkin baru pertama kali di dunia.
Keberhasilan tersebut bisa dicapai berkat terobosan birokrasi yang efektif di Tiongkok. Semuanya dilakukan dengan efisien dan efektif. Ada kesadaran kegentingan di sana. Secara umum, di negara-negara Barat, proses ini bisa jadi memakan waktu selama lima tahun.
Meskipun begitu, vaksin ini masih memerlukan tes akhir untuk memastikan keampuhannya. Harus diujicobakan ke berbagai tipe golongan darah manusia, tua-muda, laki-perempuan dan dari berbagai suku. Tidak boleh hanya di satu negara. Sebab itulah, biaya test ini mahal. Terutama di negara-negara Barat. Karena umumnya mereka akan meminta bayaran. Sekalipun relawan. No free lunch mungkin.
Selain itu, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi para relawan. Mereka harus teken dokumen-dokumen resmi untuk menghindari tuntuan dari para keluarga atau pihak-pihak lain apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama masa uji coba tersebut.
Lantas, apa yang harus dilakukan oleh Indonesia? Agar sukses, dibutuhkan banyak relawan. Banyak sekali. Ribuan relawan. Makin banyak makin bagus hasilnya sebagai evaluasi. Paling sedikit ratusan. Adakah yang mau? Harusnya ada. Karena ini penting demi keselamatan bersama. Sebab ujicoba ini juga dilakukan di banyak negara. Dalam hal ini, Indonesia beruntung karena dipilih sebagai salah satu negara mitra ujicoba.
Apa manfaatnya sebagai negara mitra? Indonesia akan bisa memproduksi sendiri vaksin ini nantinya apabila ujicoba klinisnya berjalan baik dan sukses. Tak perlu lagi harus antre menunggu negara lain selesai memproduksi vaksinnya. Kita bisa buat sendiri. Lebih ekonomis hasilnya. Itu teorinya. Harusnya.
Jika berjalan lancar, Indonesia akan punya vaksin ini di bulan November. Bagaimana bisa? Seandainya ujicoba dilakukan bulan Agustus depan dan memakan waktu dua bulan, maka di bulan November badan-badan kesehatan dunia akan mengeluarkan izin edar untuk produksi vaksin tersebut. Saat Presiden Jokowi menjabat satu tahun di periodenya yang kedua.
Untuk hal tersebut, Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa Indonesia akan ikut berpartisipasi dalam ujicoba klinis tahap tiga ini. Akan ada sebanyak 1.620 relawan yang terlibat.
“Kita akan melaksanakan ujicoba klinis tahap tiga dengan melibatkan sebanyak 1.620 relawan. Segala protokol dan prosedurnya akan diawasi dan dipandu oleh BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan),” ujar Presiden Jokowi di twitter resminya.
Sedangkan pihak pembuat vaksin di Indonesia adalah Bio Farma, BUMN negara yang bergerak di bidang obat-obatan. Bio Farma akan memproduksi seratus juta dosis vaksin Covid-19. Jika ujicobanya berjalan sukses. Semoga saja.
Mari berdoa agar segala upaya yang kita lakukan untuk membasmi virus ini bisa berbuah manis.
Akankah sang penyelamat itu berasal dari Tiongkok? Mari sama-sama kita tunggu.
Tetaplah sehat!
Anda bisa baca versi Bahasa Inggrisnya di sini. Anda juga bisa baca artikel-artikel yang lain di sini dan sini.
Amin... Semoga cepat berlalu 🙏