Komjen Listyo Sigit Prabowo
(id.wikipedia.org)
Bila disetujui oleh DPR, maka dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa, Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo akan menjadi Kapolri baru menggantikan Jenderal (Pol) Idham Aziz yang akan segera memasuki masa pensiunnya pada bulan Februari mendatang.
Hal ini penulis kemukakan bersebab per tanggal 13 Januari 2021 Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyerahkan daftar nama tunggal calon Kapolri kepada DPR dari lima calon yang ada sebelumnya. Tentu proses lanjutannya adalah melalui proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di DPR yang direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari ini.
Umumnya semua calon tunggal yang diajukan oleh Presiden akan disetujui oleh DPR, sebab sebelum diserahkan tentu pihak Istana sudah menyeleksi terlebih dahulu para calon yang berkompeten yang juga sebelumnya telah diseleksi oleh Kompolnas dan internal kepolisian.
Cerita di balik sosok Cakapolri ini bisa terekam dari kinerja dan profilnya yang cemerlang. Sebagaimana penulis kutip dari detik.com, Komjen Listyo Sigit Prabowo (LSP) pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunten, Solo, Jawa Tengah sewaktu menjabat Kapolresta Solo (2011), menjadi ajudan Presiden Jokowi (2014), menjabat Kapolda Banten (2016), menjabat Kadiv Propam Polri (2018), dan menjabat Kabareskrim Polri (2019).
Dalam masa jabatannya sebagai Kabareskrim, salah satu prestasi besarnya adalah berhasil menangkap buronan kakap kasus korupsi BLBI Bank Bali, Djoko Tjandra, di Malaysia medio Juli 2020 lalu. Djoko Tjandra ditangkap setelah kabur selama sebelas tahun. Selain itu, beliau juga dikenal bersahaja dan reformis.
Vaksin Kemajemukan
Selain narasi kinerja dan prestasi cemerlangnya, pemilihan Komjen Listyo Sigit Purnomo oleh Presiden Jokowi sebagai satu-satunya calon Kapolri ibarat pemberian vaksin bagi kemajemukan bangsa. Agar bangsa dan negara ini kembali majemuk dan imun dari penyakit intoleransi, segregasi dan diskriminasi. Sekaligus sebagai contoh nyata penerapan asas pemerataan dan berkeadilan dalam jenjang-jenjang kepemimpinan publik di negara ini.
Jika sebelumnya Presiden Jokowi pada hari yang sama telah disuntik vaksin Covid-19, maka pada momen yang sama beliau juga telah menyuntikkan vaksin “kemajemukan” di salah satu bagian vital republik ini, di tubuh Kepolisian Republik Indonesia.
Harapan kita bersama adalah bahwa suntikan vaksin-vaksin lainnya bisa berlanjut sehingga keseluruhan “tubuh” bangsa Indonesia menjadi benar-benar majemuk, penuh warna dalam artian yang sebenar-benarnya. Kebal terhadap segala bentuk rongrongan bernegara yang pada umumnya disebabkan oleh rasa ketidakadilan, terutama dalam hal yang berkaitan dengan suku, agama, ras dan antargolongan.
Sebagai sosok manusia Indonesia yang lahir dari golongan minoritas, saya tidak pernah berpikir sebelumnya bahwa akan ada sosok minoritas yang bisa menduduki kursi puncak institusi pemerintahan. Bahkan ada pameo di kalangan minoritas yang mengatakan, “ jangan harap akan ada Presiden dari kalangan minoritas, bisa dapat posisi panglima saja sudah syukur.”
Dalam hal terpilihnya Komjen LSP, penulis menganggap bahwa beliaulah “Presidennya” di tubuh kepolisian. Suatu harapan yang cukup realistis. Hal ini juga sekaligus sebagai kado terindah di awal tahun 2021bagi kelompok minoritas (Kristen) secara khusus dan tentu saja bagi bangsa dan negara Indonesia secara umum.
Kegembiraan ini membawa penulis mengulik lebih jauh tentang sosok-sosok Kapolri sebelumnya. Dan didapatlah informasi bahwasanya sudah pernah ada figur Kapolri yang juga berasal dari kelompok minoritas, yaitu Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo (1974-1978), kurang lebih 47 tahun yang lalu. Dengan begitu Komjen LSP akan menjadi Kapolri kedua yang beragama Kristen. Hal ini juga membuktikan bahwa sudah tepat “vaksin” yang telah disuntikkan oleh Pak Jokowi.
Sebagai harapan dan doa, semoga nilai-nilai baik dan positif dari kemajemukan ini bisa terus kita pupuk dan semai di Tanah Air tercinta ini. Semoga segala aspek penilaian akan individu-individu terbaik bangsa selalu berdasarkan kinerja dan prestasi mumpuni yang telah ditorehkan. Bukan sekadar asal “sama dengan kita.”
Sekali lagi, tanpa bermaksud mendahului kehendak Yang Maha Kuasa, selamat buat (Ca)kapolri baru. Selamat juga buat Presiden Jokowi yang telah menyuntikkan vaksin kemajemukan bangsa. Selamat juga buat kita semua.
Satu yang perlu selalu kita ingat bahwa Indonesia sejatinya dibangun atas dasar kemajemukan, sebagaimana disampaikan oleh Bapak Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Amin.