Bipang Viral
Sebenarnya hal ini merupakan hal yang wajar saja, sebab Presiden itu harus mengayomi semua golongan. Perlu telaah yang dalam memaknainya. Lihat secara keseluruhan.
Ada yang lagi heboh minggu ini. Hebohnya tentang makanan. Makanan nusantara. Makanan ini jadi heboh karena penjelasannya kurang komunikatif. Sayangnya, paparan ini berasal dari lingkaran Istana Kepresidenan. Dari juru bicara Istana Kepresidenan Fadjroel Rachman.
Lalu, apa nama makanan khas daerah itu? Namanya bipang alias babi panggang. Babi yang diolah dengan cara dipanggang. Bagi yang pernah menikmatinya, pastilah tahu bagaimana lezat rasanya babi panggang itu. Lezat tak terkira.
Apa yang menjadi penjelasan tentang bipang ini? Sang juru bicara (jubir) istana malah memelintir makna sebenarnya dari bipang, yaitu sebagai bahan makanan yang berasal dari ternak hewan babi. Sang jubir malah menyebut bipang itu sebagai bepang dan jipang dan mengatakan bahan makanan ini terbuat dari beras. Kacau jadinya.
Bipang yang dimaksud oleh sang pembicara utama itu adalah benar-benar babi panggang bukan berbahan beras. Yang mengucapkan bipang dengan artikulasi yang jelas dan benar itu adalah Bapak Presiden Joko Widodo. Bapak Presiden mengucapkannya dalam sebuah pidato menyambut Lebaran yang berbarengan perayanan Kenaikan Yesus Kristus (Isa Al-Masih) pada tanggal 13 Mei 2021.
Tujuan Bapak Jokowi adalah untuk mempromosikan berbagai jenis makanan khas daerah untuk dipesan secara online, antara lain Gudeg Jogja, Bandeng Semarang, Siomay Bandung, Pempek Palembang dan yang lagi viral sekarang itu: bipang alias babi panggang Ambawang asal Kalimantan Barat.
Presiden juga bermaksud agar masyarakat, di tengah-tengah larangan mudik, tetap berbelanja berbagai produk dalam negeri. Sebab libur Lebaran ini juga dirayakan oleh berbagai kalangan, termasuk di luar umat muslim. Presiden tidak bermaksud mengajak umat muslim untuk mengonsumsi babi panggang. Namun biarlah babi panggang itu dikonsumsi oleh masyarakat yang memang mengonsumsinya dalam liburan menjelang Lebaran ini. Itu maknanya.
“Yang rindu makan Gudeg Jogja, Bandeng Semarang, Siomay Bandung, Pempek Palembang dan Bipang Ambawang, silakan pesan,” ujar Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Berikut adalah tautan resmi pidato Presiden Jokowi.
Sebenarnya, itu pidato yang biasa saja. Namun, sebagai tokoh politik, tentu saja setiap gerak, perilaku dan ucapan seorang Presiden terus menjadi sorotan pihak oposisi. Sampai di situ sah-sah saja.
Hal ini menjadi keriuhan karena justru pihak Istana sendiri yang terpelintir menerjemahkan kata bipang itu menjadi objek yang sama sekali berbeda. Maksud hati ingin melindungi Presiden, jadinya malah terbalik. Bipang yang dimaksud Presiden adalah benar-benar babi panggang, bukan yang lain-lain.
Presiden mempromosikan berbagai makanan nusantara itu, termasuk bipang, lewat aplikasi layanan online demi menggerakkan roda perekonomian. Sebab pada musim Lebaran kali ini pemerintah telah memutuskan untuk meniadakan mudik bagi umat Islam yang ingin merayakannya di daerah-daerah demi kesehatan bersama untuk mencegah penularan masif virus Corona-19.
Sebagai gawean dari Kementerian Perdagangan, sang Menteri M. Luthfi pun ikut memberikan video klarifikasi terkait polemik yang tak perlu itu. Sebab, sesungguhnya Presiden Jokowi tidak menganjurkan umat Islam untuk memakan bipang. Sebab beliau sendiri adalah muslim. Dia menganjurkan itu bagi warga masyarakat nonmuslim. Presiden harus berdiri di atas semua golongan. Berikut tautan videonya.
Berbicara tentang bipang atau babi panggang sendiri, di daerah saya tinggal ada dua jenis yang sangat terkenal, yang pertama itu babi panggang Karo atau kerap disingkat BPK dan babi panggang Toba. Keduanya memiliki kesamaan dan perbedaan. Namun yang pasti keduanya layak dicoba. Namun, hanya bagi yang nonmuslim saja.
Selain itu, di masyarakat Toba ada juga makanan nusantara yang berbasis beras, namanya Tipa-tipa. Bunyinya memang tidak mirip. Kemiripannya ada pada bahan dasar bepangnya sang jubir, yaitu beras. Rasanya juga nikmat.
Dari pemaparan yang ada, jelaslah bahwasanya Presiden Jokowi mengajak kita untuk mencintai produk-produk dalam negeri, termasuk kuliner. Ahh, betapa kayanya negeriku tercinta Indonesia Raya ini. Maju, sejahtera dan berkembanglah rakyat dan bangsanya.
Bipang is vey deliciouss.