Hi, para pembaca situsku yang setia, apa kabar? Semoga kita sehat-sehat saja ya? Karena satu dan lain hal, kemarin aku tidak bisa merilis tulisanku. Mohon maaf ya!
Hari ini aku mengirimkan satu artikel tentang SERONOK. Suka, kan? Baca dan bagikan ya! Jangan lupa ajak teman-teman lainnya untuk SUBSCRIBE Gratisku, ya!
——————————————————————————————————————
Dalam suatu kesempatan seorang teman pria penulis menyampaikan tanggapannya terhadap suatu perhelatan yang baru saja disaksikannya. Kebetulan perhelatan itu adalah terkait dengan dunia hiburan. Sang teman ini mengatakan dia telah menyaksikan penampilan artis-artis penyanyi ibukota yang datang ke daerahnya. Dia bilang sangat puas dengan penampilan-penampilan artis tersebut.
Para artis tampil sangat luar biasa, memukau dan seronok, baik dalam olah vokal maupun tata busana. Pokoknya dia sangat puas dan merasa senang. Penulis pun turut merasa senang mendengarnya sembari membayangkan kepuasan yang dirasakan sang teman.
Lalu pada kesempatan lainnya, seorang teman wanita penulis juga berbagi cerita terkait hajatan yang baru disaksikannya. Singkat kata, sang teman diundang menghadiri hajatan pernikahan temannya di lain tempat. Sebagaimana lazimnya, hajatan akhirnya diakhiri dengan acara pamungkas berupa panggung hiburan yang menampilkan penyanyi-penyanyi lokal yang diiringi dengan irama musik keyboard.
Namun kali ini dia bukannya puas atau senang. Tapi sebaliknya dia merasa kesal dan mengumpat-umpat para penyanyi tersebut. Menurutnya, dari segi kualitas vokal suara penampilan para penyanyi tersebut tidaklah mengecewakan. Namun dia kecewa dan tidak suka dengan tampilan konfeksi (baca: busana) dan tingkah laku di atas panggung para penyanyi tersebut, yang dinilainya seronok dan melebihi batas kewajaran dan kesopanan serta cenderung mengarah ke pornoaksi.
Mendapat dua laporan yang sama namun berbeda pemahaman dan sudut pandang, sontak saja penulis agak bingung dan kemudian berusaha memperjelas maksud dari rasa senang dan keluhan teman-teman tersebut dengan menanyakannya kembali.
Dari hasil tanya jawab dan penelusuran lebih jauh yang penulis lakukan, akhirnya didapati bahwa telah terjadi salah pemahaman dan penafsiran dari salah seorang teman penulis terkait arti kata ”seronok” di atas. Bisa jadi sebagian besar dari kita pun masih memiliki pemahaman yang sama dengan teman tersebut, setidaknya sampai isi tulisan ini dimuat.
Bahkan dalam satu kesempatan, ketika penulis menyaksikan salah satu acara di satu stasiun televisi swasta, penulis sempat agak bertanya-tanya dengan arti kata seronok yang disampaikan oleh salah seorang penyiar beritanya. Ketika itu sang penyiar tengah mewartakan semacam resensi film Menculik Miyabi yang akan segera tayang.
Sebagaimana kita ketahui Miyabi alias Maria Ozawa adalah salah satu bintang film panas Negeri Sakura, Jepang. Dan karena Miyabi adalah seorang pemeran film berkategori dewasa (baca: porno) sontak saja dia didemo secara besar-besaran oleh rakyat Indonesia terkait rencananya semula hendak membuat film yang memang mengambil setting di Indonesia.
photo: internet
Kala itu, sang penyiar menyebut Miyabi adalah seorang bintang film seronok. Nah, dari kalimat tersebut jelaslah bahwa bisa dibilang sebagian dari kita salah kaprah dalam memahami arti kata seronok dengan mengasumsikannya sebagai kata yang berkonotasi negatif.
Kenapa bisa begitu? Berikut jawabannya.
Selidik punya selidik dan melalui penjelasan yang terdapat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi ketiga, maka didapatlah arti kata seronok tersebut yang tertulis sebagai menyenangkan hati; sedap dilihat (didengar dsb).
Dari penjelasan yang terdapat di kamus tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya arti kata seronok tersebut adalah positif, sebagaimana diartikan menyenangkan hati, sedap dilihat ataupun didengar. Jadi, jika seorang artis disebut seronok berarti artis tersebut adalah artis yang menarik dan enak dilihat maupun didengar, baik dari segi penampilan maupun kualitas suara. Dengan begitu, satu dari antara dua teman tersebut sudah tepat mengartikan kata seronok yang dimaksud. Setuju?
Konfeksi atau Konveksi?
Jika di awal-awal kita telah membahas tentang arti kata seronok yang sebenarnya, maka apa pula kaitannya dengan subjudul konfeksi atau konveksi di atas?
Kurang lebih sama dengan arti kata seronok yang telah kita bahas, maka penulis juga yakin bahwa banyak dari kita mungkin telanjur percaya dengan penulisan kata konfeksi sebagai konveksi, bukan konveksi sebagai konfeksi terkait dengan pemahamannya sebagai pakaian/pakaian jadi. Jadi kaitannya adalah konfeksi di sini berarti pakaian, tentunya pakaian yang seronok.
Untuk membuktikan hal tersebut tidaklah begitu sulit. Coba kita sekali-kali berjalan-jalan ke pusat keramaian atau pusat pasar di mana pun itu. Atau barangkali di suratkabar-suratkabar pastilah akan kita temukan penulisan yang tidak tepat antara konfeksi dan konveksi sebagaimana pengalaman penulis pernah melihat penulisan dan pemuatan judul yang keliru tersebut. Kebanyakan pengusaha konfeksi menuliskan nama usahanya dengan nama--- semisal ---UD Konveksi Polan, yang seharusnya UD Konfeksi Polan. Pun begitu dengan judul berita suratkabar tertentu.
Untuk membuktikannya, mari kita lihat isi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terkait arti kedua kata itu. Dalam KBBI dituliskan bahwa definisi dari konfeksi adalah pakaian dan sebagainya yang dibuat secara massal yang dijual dalam keadaan jadi, tidak diukur menurut pesanan, tetapi menurut ukuran yang sudah tentu. Sedangkan konveksi adalah gerak udara, air, atau cairan lain dengan arah vertikal; peristiwa gerakan benda cair atau gas karena perbedaan suhu dan tekanan.
Dari kedua penjelasan di atas dapat kita lihat bahwa perbedaan arti kedua kata tersebut sangat mencolok dan tidak ada unsur kemiripannya walaupun keduanya secara bentuk dan bunyi mirip.
Oleh karena itu, alangkah bijaknya apabila mulai dari sekarang kita memakai bahasa kita itu secara tepat dan benar. Bagi para pengusaha pakaian jadi (konfeksi) segeralah mengubah papan namanya dengan pemakaian kata yang benar. Bagi para jurnalis mulailah menuliskan berita dengan bentuk kata/frasa yang tepat sebab Anda adalah penyampai informasi yang tentu saja keakuratannya harus dijaga, baik dari segi isi maupun kata-kata yang Anda pakai.
Jadi, jelas bukan apa kaitan antara seronok, konfeksi, dan konveksi di atas?
Sebenarnya masih banyak lagi kosakata dalam bahasa indonesia yang perlu dibenahi dan didengungkan supaya bangga berbahasa indonesia😁